Iklan

Jumat, 07 Oktober 2016

6 Fakta 'Mencengangkan' tentang Indonesia yang Diakui Dunia



Nan-hai, Dwipantara, Jaza'ir al-Jawi, Indian Archipelago, Oost Indie, East Indies, Indes Orientales, Nederlandsch-Indie atau Hindia Belanda, To-Indo, Insulinde -- nama-nama itu pernah digunakan untuk mewakili wilayah yang kini menjadi Indonesia.

Sejarah mencatat, kata 'Indonesia' -- yang berasal dari kata Indus (Hindia dalam Bahasa Latin) dan Nesos (kepulauan dalam Bahasa Yunani) kali pertama dimunculkan oleh James Logan, editor Journal of the Indian Archipelago and Eastern Asia pada tahun 1850-an.

"Earl menyarankan istilah etnografi 'Indunesian', tetapi menolaknya dan mendukung 'Malayunesian'. Saya lebih suka istilah geografis 'Indonesia', sinonim yang lebih pendek untuk Pulau-pulau Hindia atau Kepulauan Hindia," tulis Logan dalam artikelnya The Ethnology of the Indian Archipelago.

Nama Earl merujuk pada ahli etnologi bangsa Inggris, George Samuel Windsor Earl yang menyarankan istilah 'Indunesia' atau 'Malayunesia'.

Kata 'Indonesia' kemudian muncul dalam Sumpah Pemuda yang digelorakan pada 1928 -- salah satu tonggak utama dalam sejarah pergerakan kemerdekaan.

Dan, seperti keberadaannya yang menonjol dan mudah dikenali di peta dunia, Indonesia adalah negara besar -- terdiri atas 17.508 pulau, dan hanya sekitar 6 ribu di antaranya yang berpenghuni.

Tak hanya itu hal menarik tentang sejarah Indonesia. Ada banyak hal pada masa lalu Tanah Air yang tak diketahui banyak orang.

Berikut 6 di antaranya, seperti dikutip sebagian dari situs Random Fact, Kamis (6/10/2016):

1. Permainan Congklak

Congklak atau dakon atau mancala adalah permainan tradisonal di Indonesia. Dimainkan dengan cara memainkan 98 biji-bijian atau cangkang kerang ke dalam papan yang memiliki 16 lubang -- dua lubang di antaranya berfungsi sebagai 'rumah'.

Barang siapa memasukkan biji-bijian terbanyak ke 'rumahnya' dinyatakan jadi pemenang.

Tahukah Anda, itu adalah salah satu permainan tertua di dunia. Sejarahnya bisa ditelusuri hingga masa Mesir Kuno -- ketika Negeri Para Firaun berada dalam kekuasaan Romawi pada Abad ke-4 Masehi.
Permainan tersebut diyakini menyebar ke Asia Tenggara pada Abad ke-15, melalui para pedagang India atau Arab.

Di Jawa, nama 'dakon' merujuk pada batu dakon berlubang dari Zaman Perunggu Purba -- yang biasanya memiliki 4 atau 5 lubang.

Namun, batuan prasejarah itu tak ada kaitannya dengan permainan tersebut. Batuan dakon lebih mungkin digunakan dalam upacara penghormatan nenek moyang.



Sumber :  Web

Tidak ada komentar:

Posting Komentar